Rabu, 04 November 2015

Apa itu Boraks????

Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7) berbentuk padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Khamid, 1993). Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis.
Boraks atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen dan antiseptik. Namun boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat, dan pangsit. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks tidak berakibat buruk secara langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Larangan penggunaan boraks juga diperkuat dengan adanya Permenkes RI No 235/Menkes/VI/1984 tentang bahan tambahan makanan, bahwa Natrium Tetraborate yang lebih dikenal dengan nama Boraks digolongkan dalam bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, tetapi pada kenyatannya masih banyak bentuk penyalahgunaan dari zat tersebut (Subiyakto, 1991 dalam Indra Tubagus, dkk, 2013: 143).
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan, sehingga menghasilkan tekstur dan bentuk yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Bakso yang menggunakan boraks, memiliki kekenyalan khas, berbeda dengan bakso yang kandungan dagingnya tinggi dan akan membuat bakso tersebut bertahan lama. Menurut Mela Sastaviyana Suhendra (2013: 1), selain sebagai pengenyal, dalam pembuatan bakso boraks dapat memberikan rasa gurih.
Boraks menimbulkan efek racun/ toksik pada manusia, toksisitas boraks yang terkandung dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen namun zat tersebut akan terakumulasi dalam tubuh. Menurut Asterina (2008: 176), penggunaan boraks untuk pengawet bahan makanan dapat menyebabkan mual, muntah-muntah, diare, kejang perut, demam, pusing dll. Bagi yang mengkomsumsinya dan untuk jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker, sebab zat pengawet sulit diuraikan oleh tubuh.

Adanya boraks dalam sampel makanan dapat diketahui dengan melakukan analisa kualitatif terhadap sampel makanan, sedangkan kadarnya dianalisa secara kuantitatif. Metode analisa terhadap kandungan boraks dalam suatu sampel makanan yaitu dengan metode analisa kuantitatif dengan reaksi warna ataupun reaksi nyala. Adanya asam borat dalam suatu sampel jika direaksikan dengan H2SO4 (pekat) dan metanol pada sampel yang telah disentrifugasi akan menghasilkan nyala berwarna hijau jika dibakar (Maryati, M.Si, dkk : 2015)





DAFTAR PUSTAKA


Asterina. (2008). Identifikasi dan Penentuan Kadar Boraks pada Mie Basah yang Beredar Dibeberapa Pasar di Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas.No.2.Vol.32. Juli - Desember 2008. Diakses dari http://mka.fk.unand.ac.id/images/articles/No_2_2008/hal_175-179-isi.pdf pada tanggal 1 November 2015.



Indra Tubagus, dkk, (2013). Identifikasi dan Penetapan Kadar Boraks dalam Bakso Jajanan di Kota Manado. Pharmacon: Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT. Vol. 2        No. 04. November 2013. ISSN 2302-2493. Diakses dari http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/download/3104/2648.pada tanggal 1November 2015.



Khamid, 1993. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Kompas



Maryati, M.Si, dkk, (2015). Diktat Petunjuk Praktikum Analisis Senyawa KimiaYogyakarta: FMIPA UNY.



Mela Sastaviyana Suhendra. (2013). Analisis Boraks dalam Bakso Daging Sapi dan di Daerah Tenggilis Mejoyo Surabaya Menggunakan Spektrofotometer. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 2 No. 2. Diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=130774&val=5455 pada tanggal 01 November 2015.

Pendekatan Deduktif, Induktif, Abduktif dalam Filsafat IPA

       A.    CONTOH PENDEKATAN DEDUKTIF

1.      Premis Mayor       : Semua binatang karnifora adalah pemakan daging
Premis Minor        : Singa adalah binatang karnifora
Kesimpulan           : Singa binatang pemakan daging

2.      Premis Mayor       : Hewan yang hidup di air memiliki insang
Premis Minor        : Ikan memiliki insang
Kesimpulan           : Ikan hewan yang hidup di air

3.      Premis Mayor       : Semua makhluk hidup membutuhkan makan
Premis Minor        : Kelinci adalah makhluk hidup
Kesimpulan           : Kelinci membutuhkan makan

4.      Premis Mayor       : Semua gunung yang aktif mengalami erupsi
Premis Minor        : Gunung Merapi gunung yang aktif
Kesimpulan           : Gunung Merapi mengalami erupsi

5.      Premis Mayor       : Semua makhluk hidup berkembang biak
Premis Minor        : Ikan adalah makhluk hidup
Kesimpulan           : Ikan berkembang biak

6.      Premis Mayor       : Benda yang berbahan besi jika terkena udara dapat berkarat
Premis Minor        : Paku adalah benda yang berbahan besi
Kesimpulan           : Paku jika terkena udara dapat berkarat


      B.     CONTOH PENDEKATAN INDUKTIF

1.      A : Kucing adalah binatang pemakan daging
B : Harimau adalah binatang pemakan daging
C : Serigala adalah binatang pemakan daging
Kucing, Harimau dan Serigala adalah karnifora
Kesimpulan : Semua hewan pemakan daging adalah karnifora

2.      A : Kelinci adalah binatang pemakan daun-daunan
B : Kambing adalah binatang pemakan daun-daunan
C : Sapi adalah binatang pemakan daun-daunan
Kelinci, Kambing dan Sapi adalah herbivora
Kesimpulan : Semua hewan pemakan daun-daunan adalah herbivora

3.      A : Planet adalah benda langit
B : Meteor adalah benda langit
C : Komet adalah benda langit
Planet, Meteor dan Komet adalah anggota tata surya
Kesimpulan : Semua benda langit adalah anggota tata surya

4.      A : Kucing adalah binatang yang menyusui
B : Sapi adalah binatang yang menyusui
C : Kambing adalah binatang yang menyusui
Kucing , Sapi dan Kambing adalah binatang mamalia
Kesimpulan : Semua binatang yang menyusui adalah binatang mamalia

5.      A : Jangkrik adalah binatang yang tidak mengalami fase pupa
B : Kecoa adalah binatang yang tidak mengalami fase pupa
C : Belalang adalah binatang yang tidak mengalami fase pupa
Jangkrik, Kecoa, Belalang adalah binatang yang mengalami metamorfosis tidak sempurna
Kesimpulan : Semua binatang yang tidak mengalami fase pupa adalah binatang yang mengalami metamorfosis tidak sempurna



     C.    CONTOH PENDEKATAN ABDUKTIF

1.      Ring of fire adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Ring of fire membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika.
Kesimpulan :  Indonesia adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi.

2.      Flora dan Fauna di Indonesia bagian Barat, memiliki kemiripan dengan Flora dan Fauna di Asia.
Flora dan Fauna di Indonesia bagian Timur, memiliki kemiripan dengan Flora dan Fauna di Australia.
Kesimpulan : Pada zaman es Indonesia pernah menyatu dengan Asia dan Australia.

3.      Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur dioxide (SO2) dan Nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran, misalnya dari letusan gunung berapi, kebakaran hutan dan kegiatan manusia seperti pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik.
Saat ini kebakaran hutan marak terjadi di beberapa wilayah Indonesia
Kesimpulan : Indonesia dapat mengalami hujan asam.

4.      Tanda-tanda akan terjadinya gunung meletus adalah sering terjadi gempa, hewan-hewan gunung turun kedataran yang lebih rendah, suhu di sekitar gunung meningkat, tumbuhan mulai layu, dan sumber air mengering.
Suatu daerah dekat gunung berapi mengalami peristiwa seperti suhu di sekitar tiba-tiba meningkat, banyak burung-burung turun kedaerah yang lebih rendah,  sumber air mulai berkurang, dan sesekali terjadi gempa atau terdengar gemuruh.
Kesimpulan : Gunung berapi yang dekat dengan daerah tersebut akan meletus

5.      Tumbuhan monokotil mempunyai ciri biji berkeping satu, berakar serabut, batang tidak bercabang dan tidak berkambium, ruas-ruas batang terlihat jelas, tulang daun sejajar dan melengkung, daun berpipih dengan letak daun yang berseling, dan umumnya bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya.
Tumbuhan padi memiliki ciri-ciri tersebut
Kesimpulan : Tumbuhan padi adalah tumbuhan monokotil

Template by:

Free Blog Templates