Duduk di pojok. Termenung
melihat awan-awan yang bergerak. Bising di samping-samping terasa mengabur. Hanya
musik kecil yang terdengar di telingaku. Menari jari terus menari ingin
bercerita. Bercerita akan hal yang telah dihadapi oleh hati ini. Hati yang
berada didalam raga dan jiwa ini. Mulut yang tidak bisa bicara lagi karena
entah kata apa yang dapat dikeluarkan. Mulut bingung kata apa yang bisa mewakili
segala perasaan hati ini. Mulut yang tak kuasa berbicara. Mulut yang kadang
malah meracau, menyangkal kebenaran. Berbohong berkata tak mau mengikuti kata
hati
“Im fine” “Im fine”
Mulut seringkali tak
menyukai perasaan dari hati. Mulut yang seakan sangat pintar untuk
menyembunyikan. Hanya mata yang selalu berkata jujur. Saat hati teriris, dia
keluar air mata
“Cengeng kamu cengeng”
Iya memang seperti ini
aku. Terlahir memiliki hati yang terlalu lembut, dengan mata yang terlalu mudah
menangis. Aku mellow aku memang tipe mellow. Namun setelah itu aku bisa tegar,
sekuat baja walau terus ditempa. Tapi aku harus melewati proses ini
Termenung disudut pojok
ruangan. Ku biarkan jari-jariku menari. Meracau membabi buta menuliskan segala
kata yang ingin ditulis
Terpojok di sudut ruangan
berteman dengan kesendirian. Sebelumnya bertemu dengan beberapa teman
Mereka selalu
menanyakan hal yang sama ketika melihat mataku
“Kamu menangis ya? Kamu
menangis?”
Sang mulut menjawabnya “tidak,
aku tidak menangis, aku hanya kurang tidur hehe”. Mulut bisa berpura tertawa
Duduk duduk disudut
ruangan
Aku menyadari akan
beberapa hal. Banyak hikmah yang dapat aku petik didalam hidup ini. Bertemu dengan
banyak orang yang mungkin sedang bertopeng seperti aku. Aku seperti meracau. Jujur
aku sedang sedih. Aku ingin membabi buta di tulisan
Izinkanlah aku menulis tanpa
merangkai kata yang indah. Entah aku hanya ingin mengeluarkan kesedihan ini
lewat tulisan. Izinkan aku membabi buta ditulisan
Aku ingin menulis
Aku ingat beberapa
teman yang telah pergi lalu datang teman yang lain. Alur yang sama semua yang
datang pasti akan pergi, lalu datang yang lain lagi. Tapi lagi-lagi aku akan
sendiri lagi.
Aku memetik hal itu bahwa
memang kelak aku pun akan sendiri. Iya ketika aku mati, aku akan sendiri tak akan
ada teman yang menemani
Aku takut mati, tapi
aku ingin mati, terkadang aku ingin mati
Aku ingin sendiri, tapi
terkadang aku ingin banyak orang
Aku orang yang
plinplan, sangat plinplan jika itu beurusan dengan kamu
Aku harus pergi aku
ingin pergi melihat lingkungan yang baru
Aku ingin keluar kota
aku ingin pergi keluar negri
Aku ingin mengabdi aku
ingin mengajar akau ingin ke pelosok
Aku ingin bertemu anak-anak
Aku ingin mencurahkan kasih
sayang
Aku ingin mendapat
kasih sayang
Aku ingin berguna
Aku ingin menujukkan
sebenarnya siapa aku
Aku tersesak batinku
terkukung
Apa mauku, aku tak tahu
apa mauku
Aku seperti
bersandiwara siapa aku yang sesungguhnya
Siapa aku siapa aku
Duduk termenung dipojok
ruangan aku menuliskan segala hal
Biarkan tanganku menari-nari
diatas keyboard ini
Aku ingin menulis aku
ingin membabi buta aku ingin meracau dalam tulisan
Karena hatiku sedih
0 komentar:
Posting Komentar